ANALISIS STP (STRATEGI, TARGETING, DAN POSITIONING)
PADA PRODUK MIE INSTANT MERK DAGANG INDOMIE,
versi penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Membahas terkait strategi, targeting, dan positioning dalam suatu produk sangat erat hubungannya dengan materi perkuliahan yang mendalam untuk mata kuliah Manajemen Pemasaran. Membahas strategi suatu produk maka akan dibahas bagaimana awal perencanaan suatu produk atau brand masuk kepasar agar dikenal dikalangan masyarakat. Perencanaan strategi di awal kemunculan produk menggunakan strategi penetrasi pasar untuk meraih awareness (perhatian) dari masyarakat.
Menentukan target dari suatu produk juga merupakan aktivitas yang wajib dilakukan oleh pemasar dalam hal memfokuskan produk tersebut menyasar atau focus terhadap target pasar yang dituju. Bauran pemasaran juga meliputi Product, Price, Place, dan Promotion. Sehingga pemasar harus menentukan produk yag akan diciptakan untuk konsumen, harga yang akan ditetapkan,tempat untuk jalur distribusi produk, serta metode promosi yang tepat untuk digunakan dalam mengenalkan produk dan cara yang efektif untuk melakukan strategi promosi.
Segmentasi yang ditetapkan suatu perusahaan untuk produk yang dihasilkan dan akan diperkenalkan di pasar, harus melewati serangkaian riset terhadap masyarakat / calon konsumen yang akan memutuskan menggunakan produk tersebut. Sehingga calon konsumen yang akan membeli atau menggunakan produk tersebut merasa puas serta akan menjadi loyal terhadap satu brand produk dan akan mengulangi pembelian yang berulang untuk kedepannya, serta adanya kemungkinan untuk mempengaruhi teman kerabat agar menggunakan produk yang sama akan terbuka lebar peluang yang terjadi.
Untuk menyasar calon konsumen yang tepat secara luas maka diperlukan juga saluran distribusi yang tepat, dengan adanya saluran distribusi yang baik maka akan menjangkau konsumen yang luas, mulai dari perkotaan sampai kepelosok daerah produk atau brand tersebut dapat dikenal dimasyarakat. Targeting yang tepat untuk sebuah produk juga sangat diperlukan dalam rangka mengambil pangsa pasar dengan cakupan yang luas. Serta cara promosi yang efektif dalam memasarkan suatu produk untuk diperkenalkan kepada masyarakat.
Promosi yang tidak terkendali akan menurunkan tingkat penjualan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk promosi merupakan pemborosan, sedangkan saluran distribusi dipakai oleh semua perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang baik, namun banyak pula yang gagal memenuhi target pasarnya. Keadaan ini disebabkan oleh kebijakan distribusi yang kurang tepat sehingga barang yang dihasilkan kurang laku dipasar dan menyebabkan banyak konsumen merasa kurang puas. Dengan demikian, saluran distribusi memeliki peranan penting bagi kelangsungan hidup dan tumbuh perusahaan.
Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan kebutuhan keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan keterbatasan waktu untuk keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga tersebut. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan diIndonesia. Tidak dapat dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang lebih fleksibel dan dapat dikonsumsi meski dalam keadaan yang sangat terdesak, tidak hanya sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-pauk sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng atau mie kuah.
Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di pasar, maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing segmen. PT. Indofood Sukses Makmur bergerak di bidang usaha industri pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di Indonesia. Indofood merupakan produsen mie instant terbesar dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan distribusi terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Emiten barang-barang konsumsi Grup Salim, ICBP berhasil membukukan penjualan mi instan senilai Rp6,55 triliun per Maret 2018. Indomie adalah produk terkenal dari Indofood CBP. Kontribusi penjualan mi instan tersebut mencapai 66,29 persen dari total penjualan perseroan per Maret 2018 senilai Rp9,88 triliun.
Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang. PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.
Perusahaan yang dijadikan kasus penelitian ini diperoleh melalui internet, yaitu PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Produk Indofood khususnya mie instant Indomie dinikmati setiap hari pada setiap siklus kehidupan seperti makanan untuk anak-anak, makanan untuk masa pertumbuhan di usia sekolah hingga masa remaja dan menginjak usia dewasa serta makanan keceriaan dalam kehidupan. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menelaah dan menganalisis strategi yang diterapkan oleh Indofood dengan merk dagang Indomie, target produk indomie, serta positioning dari produk indomie di pasar yang dilakukan oleh PT. Indofood Sukses Makmur.
BAB II
PEMBAHASAN
Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen mie instan produk indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi STP (Segmentasi, Targeting, dan Positioning) pemasaran yang dijalankannya.
Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk miee instan tersebut.
Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran segmentasi, targeting, dan positioning (STP) yang telah dilakukan perusahaan.
Pangsa pasar mie instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap mie cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan.
sumber: databooks |
Meski demikian, hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk masih menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun sudah terjadi pergeseran. Faktanya menurut data dari databoks.co.id pada tahun 2016 Indomie menguasai sekitar 70,7% pangsa pasar mi instan.
2.1 Profil Singkat Perusahaan
PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan sebuah perusahaan “Total Food Solution” dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnis yang terdiri dari emapat kelompok usaha strategis yakni produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis, dan distribusi.
Perusahaan ini awalnya bernama PT. Panjangjaya Intikusuma, namun pada tanggal 5 Februari 1994 berganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi: Menjadi perusahaan Total Food Solutions.
Misi:
- Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
- Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi.
- Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
- Meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan.
2.2 Sejarah singkat produk mie instant Indomie
Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, banyak masyarakat yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mi instan sendiri harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia.
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang merupakan produk mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Produk ini pertama kali dibuat pada tanggal 9 September 1970 yang kemudian dipasarkan ke konsumen mulai tahun 1972. Pada awal penjualannya, Indomie hanya mengeluarkan dua varian rasa, yakni rasa Ayam dan Udang.
Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan di manca negara, seperti di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa. Hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan. Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat.
2.3 Segmentasi
Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar tertentu.
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup. Kotler (2003) menyatakan: “Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”.
Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu diperlukan segmentasi pasar. Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
A. Segmentasi Geografis
Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat Indonesia. Indomie melakukan segmentasi geografis di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan yang terluas di Indonesia, yang menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Indomie juga tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia saja, melainkan di banyak negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, China, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Italia, dan Perancis. Bahkan, di Nigeria, Indomie menjadi sebuah produk mi instan yang sangat terkenal dan disukai sebagian besar masyarakat Nigeria. Indomie dapat dibeli secara satuan per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau 40 bungkus indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di Indonesia pada tahun 2018, Indomie dihargai dengan kisaran harga Rp. 2.100,- per bungkusnya.
Produk Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, sehingga cita rasa Indomie disesuaikan dengan lidah konsumen di setiap daerah, seperti contoh; Indomie rasa kari ayam yang dijual di pulau Jawa dengan Sumatera memiliki cita rasa yang berbeda walaupun perbedaan rasanya tidak terlalu jauh.
B. Segmentasi Demografis
b.1 Segmentasi Berdasarkan Usia
Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok dikonsumsi oleh usia remaja hingga dewasa. Bayi umur 0 - 6 bulan dianjurkan hanya mengonsumsi ASI ekslusif, sehingga produk ini tidak cocok untuk bayi. Pengembangan produk Indomie tidak ditujukan untuk bayi dan balita. Produk Indomie memliki rasa rempah yang kuat sehingga tidak cocok untuk balita. Usia remaja 15-24 tahun merupakan konsumen terbanyak yang mengonsumsi produk mi instan. jika dilihat dari usia konsumen, tingkat konsumsi mi instan terbesar adalah kalangan remaja berusia 15-24 tahun, Namun demikian, baru-baru ini Indomie memproduksi sebuah produk inovasi baru yang dikhususkan untuk anak-anak, yaitu Indomie My Noodlez. My Noodlez merupakan mi pertama untuk anak-anak yang dibuat dengan bahan-bahan yang lebih aman bagi anak, yakni wortel dan rumput laut. Produk ini dibuat untuk anak-anak yang menyukai makan mi instan, sehingga dapat dikatakan bahwa Indomie melakukan segmentasi demografis berdasarkan usia ke kalangan anak-anak, melalui produk Indomie My Noodlez.
b.2 Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Pemasaran produk Indomie tidak difokuskan untuk laki-laki maupun perempuan saja. Indomie cocok dikonsumsi oleh siapa saja, semua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan.
b.3 Segmentasi Berdasarkan Pendapatan dan Pendidikan
Harga mi instant Indomie tergolong murah, sehingga dapat dibeli oleh siapa saja yang
mengiginkannya. Produk ini ditujukan untuk semua kalangan, mulai dari kalangan bawah hingga
kalangan atas. Mahasiswa sangat menggemari produk Indomie.Hal ini dikarenakan produk Indomiemudah didapat, harganya murah, dan rasanya yang enak. Produk Indomie sangat sesuai dengan kebutuhan rumah tangga maupun yang belum berumah tangga (anak-anak kos).
b.4 Segmentasi Psikografis
Hadirnya produk mi instan Indomie tentunya disambut antusias oleh masyarakat. Produk Indomie cocok untuk dikonsumsi oleh semua karakteristik masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki gaya hidup cenderung konsumtif dan praktis.
2.4 Targeting
2.4.1 Definisi Targeting
Targeting adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan.
Targeting adalah membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu :
- Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
- Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi perusahaan.
2.4.2 Targeting produk Indomie
Targeting dilakukan untuk menentukan berapa banyak segmen pasar yang akan dipilih, dan bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut (Zaharuddin, 2006). Produk Indomie varian goreng dan kuah memiliki target pasar untuk semua umur kecuali bayi dan balita. Untuk varian Produk Indomie My Noodlez, target pemasarannya adalah anak-anak. Indomie melakukan perubahan strategi target pasar, perusahaan melakukan beberapa inovasi produk yang memiliki karakteristk yang berbeda yaitu Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, Taste of Asia, Kuliner Indonesia, My Noodlez, Real Meat, dan yang terbaru adalah Bite Me. Perubahan ini dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen akan variasi Indomie.
2.5 Positioning
2.5.1 Definisi Positioning
Menurut Kotler (1997: 262) “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Positioning adalah dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen. Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik adalah fokus utama Positioning. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen. Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, dll.
2.5.2 Positioning Indomie
Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mi instan yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Indomie sangat terkenal di Indonesia dan Nigeria. Positioning yang dilakukan PT Indofood dengan produknya(Indomie) diantaranya:
- Perusahaan Indofood menanamkan produk mi instan Indomie di benak konsumen Indonesia bahwa produk Indomie merupakan mi asli dan milik Indonesia. Sebagai mi instan asli Indonesia, Indomie juga menghadirkan varian Indomie Selera Nusantara yang hadir dengan rasa-rasa terpopuler dari berbagai makanan khas di Indonesia. Melalui varian ini, Indomie memperkenalkan varian tersebut sebagai wisata kuliner Indonesia. Tagline yang dibuat oleh Indomie yakni “INDOMIE SELERAKU”, dimana setiap orang pasti sangat mudah untuk mengingatnya.
- Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
- Produk Indomie merupakan produk mi instan yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat disajikan kapan saja dengan cepat dan dapat dikonsumsi bersama lauk pauk lainnya.
- Di Nigeria, Indomie telah dianggap sebagai makanan pokok, bahkan tak sedikit warga Nigeria yang mengira bahwa Indomie merupakan produk buatan asli Nigeria. Tagline Indomie di Indonesia berbeda. Jika di Indonesia, Indomie mempunyai tagline “INDOMIE SELERAKU”, sedangkan di Nigeria tagline Indomie adalah “Tasty Nutrition, Good For You”.
2.6 Varian produk mie instant Indomie
Tabel 2.6.1 Varian rasa Indomie Kuah
Tabel 2.6.2 Varian rasa Indomie Kriting
Tabel 2.6.3 Varian rasa Indomie Goreng
Tabel 2.6.4 Varian rasa Indomie Selera Nusantara
Tabel 2.6.5 Varian rasa Indomie Kuliner Nusantara
Tabel 2.6.6 Varian rasa Indomie Taste of Asia
Tabel 2.6.7 Varian rasa Indomie My Noodlez
2.7 Bauran Pemasaran (4P) Indomie
• Produk Indomie
Indomie adalah merek produk mi instan yang sangat populer di Indonesia. Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk paling sukses dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai diluncurkan ke pasar sejak tahun 1969, pertama kali hadir dengan Rasa Kaldu Ayam saja. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asli Indonesia yang mampu menempus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan. Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh produsennya, produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi seperti enegi, protein, niasin, asam folat, pantotenat, mineral besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A,C, B1, B6, dan B12. Indomie pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo.
• Price
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi masalah ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan selera Indonesia. Harga indomie relatif ekonomis hanya berkisar antara Rp.2000-4000/pcs.
• Place (Distribution)
Indofood dalam pendistribusiannya concern sekali dengan stock point yang ada di kawasan-kawasan startegis, yang dapat menjamin kelancaran distribusi produk ke ritel-ritel dan tersebarnya warung-warung yang khusus menjual indoamie yang siap makan.
• Promotion
Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas. Indomie sangat dikenal dengan taglinenya, “Indomie Seleraku”. Pada tahun 2008 Indomie melakukan inovasi dalam promosinya dengan mengadakan event Indomie Jingle Dare.
2.8 Tantangan perkembangan
Setiap produk pasti memiliki tujuan untuk menjadi produk nomer 1dan merajai pasar baik Nasional maupun Internasional. Namun, untuk mendapatkan posisi itu, pasti terdapat tantangan dalam perkembangan produknya baik dari segi ekonomi, pesaing, teknologi, sosial dan lain-lain. Begitu pula dengan Indomie, tantangan perkembangan produk Indomie diantaranya:
• Segi Ekonomi
Dilihat dari harga mungkin Indomie adalah mie instan yang murah akan tetapi ternyata masih ada produk pesaing dan sesama (satu group) yang jauh lebih ekonomis dibandig dengan Indomie dengan netto (berat bersih) yang lumayan lebih besar. Ini adalah tantangan bagi Indomie agar menciptakan mie dengan ukuran yang lebih besar, namun harganya tetap sama atau bahkan lebih murah dari pesain. Dan juga menjaga konsistensi harga ketika terjadi inflasi.
• Segi Sosial
Orang zaman sekarang yang lebih suka makanan herbal (tidak mengandung bahan kimia) akan berfikir ulang untuk membeli indomie yang mengandung MSG. (-). Tantangan bagi Indomie adalah membuat varian rasa yang disukai penduduk nusantara namun sehat (tanpa MSG), serta membangun kepercayaan konsumen terhadap kualitas kesehatan produk Indomie.
• Pesaing
Banyaknya pesaing baik dalam 1 group perusahaan maupun dari luar dengan menawarkan inovasi rasa yang berbeda-beda dan harganya pun murah. Belum lagi banyak nya produk mie instan luar negeri yang masuk ke Indonesia dan menjadi pesaing intens Indomie seperti ramen (Jepang) dan samyang (Korea).
Dalam hal ini, perlunya inovasi baru lagi dari Indomie, yang lebih enak, diterima di lidah masayarakat indonesia serta masyarakat luar negeri dengan berbagai level kepedasan tertentu, dan yang terpenting adalah kualitas kesehatan produk (non MSG).
• Segi Teknologi
Teknologi semakin canggih, hal ini menjadi tantangan bagi Indomie untuk melakukan inovasi dari segi desain unik, serta promosi dalam bentuk iklan yang lebih menarik dan berbeda dari yang lain.
2.9 Membangun merk yang kuat di masyarakat
Perubahan gaya hidup acap mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian hari produk ini kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, mie instan juga cukup mengenyangkan perut. Saat ini, Indofood masih merajai pasar mie instan di Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan mie instan terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus.
Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah mie instan itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan).
Keberhasilan Indomie terus berada di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:
- Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product).
- Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
- Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)
Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merk mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi promosinya. Indomie sempat direbut pangsa pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003) sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian besar pasar. Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing yang cukup kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar beriklan lagi. Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun non artis seperti remaja/pelajar. Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara ”Indomie Jingle Dare” untuk para pelajar SMA yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie mulai memberikan semacam ”edukasi” mengenai Indomie.
BAB III
PENUTUP
Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran yang telah dilakukan perusahaan.
Pasar mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap mi cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan. tahun ini Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brand dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru.
hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk masih menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun sudah terjadi pergeseran. Jika 2002 Indomie menguasai sekitar 90% pangsa pasar mi instan, tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merek mi instan lainnya.
Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.
Terima kasih
0 komentar:
Post a Comment