Setiap peristiwa di jagat raya ini adalah potongan-potongan mozaik. terserak di sana sini, tersebar dalam rentang waktu dan ruang-ruang. namun, perlahan-lahan ia akan bersatu. mozaik itu akan membangun siapa dirimu nanti. lalu apapun yang kamu kerjakan dalam hidup ini, akan bergema dalam keabadian.

Sunday, October 18, 2009

Story In The Morning (cerpen)

“Jujur aja deh, akhir-akhir ini gue ingin dekat sama lo, tapi nggak tahu bagaimana caranya,” ungkapnya lagi.

Masih pagi. Perasaan gue baru memejamkan mata semenit lalu, setelah bangun shalat subuh tadi. Gue bahkan tertidur dengan mukena yang masih melekat di tubuhku. Biasanya suara gaduh terdengar di pondokan ini, setelah lewat dari jam enam. Tapi kini, pintu gue telah diketuk perlahan lalu digedor keras.
“Assalamualaikum! Selamat pagi!” teriak suara itu dari luar.
Gue kenal betul suara itu. Milik Santy, penghuni pondokan yang paling ribut, paling seksi, paling lucu, dan entah paling apalagi. “Pagi-pagi begini mau apa, ya?” pikir gue. Gue bahkan menutup kuping gue dengan guling. Gedoran itu semakin nggak wajar. Ada lagi yang paling khas dari diri Santy, dia selalu merasa punya ide yang heboh. Jangan-jangan pagi ini dia ingin unjuk kebolehan dengan ide hebohnya yang terbaru.
Terpaksa gue bangun. Padahal tidur pagi kali ini amat kubutuhkan sebagai suplemen. Semalam tidur gue agak larut malam karena PR mata kuliah ekonomi gue yang tumben nggak bisa gue selesaikan cepat.

“Morninggggg…..,” ributnya setelah gue bukakan pintu kamar. “Gue dari Ketok Pintu, acara reality show paling berani! Bisa ya, gue masuk?” lanjutnya dengan gaya host sebuah acara reality show, yang selalu “mengobrak-abrik” kamar selebritis.
Buset! Betul-betul cuma iseng, tak ada keperluan apa pun! Gue cuma nyengir, lalu kembali membuang tubuh gue di tempat tidur.
“Pemirsa, gue udah berhasil masuk ke kamar Cintia. Yuk, kita lihat setiap penjuru kamar bintang sinetron yang lagi naik pohon ini, eh naik daun,”
“Nggak lucu tau!” ketus gue sambil menutup telinga dengan guling.
Santy tetap beraksi. Gue dengar dia ceplas-ceplos, menerangkan seluruh isi kamar. Mulai dari meja belajar yang berdampingan dengan lemari pakaian yang katanya terlalu kecil untuk mahasiswi seperti gue. Meski kesal, gue kagum juga dengan ceplas-ceplosnya yang persis dengan presenter Okky Lukman.
“Pemirsa di rumah, mau tahu apa aja isi lemari Cintia? Yuk, kita buka!”
Gue dengar engsel pintu lemariku berderit. Tapi gue belum juga menggubrisnya. Toh, nggak ada barang rahasia di dalamnya.
“Woooww…!” Tiba-tiba dia berteriak. Memaksa gue untuk bangkit dari tempat tidur. Dompet gue sudah ada berada di tangannya.
“Jangan dibuka, San!”
“Ternyata isinya, ada kartu perpustakaan kampus, kartu perpustakaan wilayah, kartu member taman bacaan. Nggak salah deh kalo si Cintia ini jadi bintang kampus tiap tahunnya. Tapi jangan salah, kartu ATM tetap ada lho!”

Gue tak bisa menghalangi aksinya, dia selalu berhasil menghindar setiap gue mendekat untuk mengambil dompet gue.
“Dan pemirsa di rumah,” ucapnya seolah menghadap ke sebuah kamera. “Ternyata Santy bintang pelajar kita ini, nge-fan berat sama Denny. Itu lho, pendatang baru di dunia sinetron.” lanjutnya sambil memperlihatkan foto Denny yang memang sengaja kusimpan di dompet gue.
Melihat foto Denny, air mata gue tiba-tiba meluruh begitu saja. Santy langsung menghentikan aksinya. Bahkan mendekat ke arah gue dengan wajah yang menampakkan penyesalan yang mendalam.
“Sori, Cin! Gue cuma main-main. Nggak bermaksud melanggar privacy lo. Lagian, nge-fan sama Denny menurut gue hal yang wajar. Denny bintang sinetron, cakep, tajir. Yang nggak wajar, kalau orang seperti kita ini mimpi jadi pacarnya, atau malah teman dekatnya!”
Gue menghapus air mata. Mengambil dompet dari tangan Santy.
“Lo mau maafin gue kan?”

Santy nggak punya salah, gue yang terlalu cengeng mungkin. Tapi gue janji, ini air mata terakhir gue untuk Denny. Meski gue juga merasa punya kuantum semangat beberapa kali lipat, setiap habis melihat foto Denny.
“Jujur aja nih, akhir-akhir ini gue ingin dekat sama lo, tapi gue nggak tahu bagaimana caranya,” ungkapnya lagi.
Gue bisa mengerti, jika Santy ataupun teman kost gue yang lain nggak punya banyak waktu untuk bersama gue. Hampir seluruh waktuku yang di luar jam kampus, gue habisin bersama buku-buku pelajaran. Gue nggak punya waktu untuk ngerumpi, apalagi nongkrong di teras untuk cuci mata setiap ada cowok lewat. Gue selalu merasa lebih aman di kamar sendiri.
Untungnya sikap dingin gue itu tidak diartikan negatif teman-teman. Mungkin karena gue tetap menyempatkan diri untuk senyum, menyapa, bahkan dengan senang hati membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas dari kuliah. Jadi, tidak sedikit pun ada kesan sombong yang gue tampakkan dan memang gue bukan orang seperti itu. Gue bahkan membenci orang-orang yang merasa dirinya punya segalaa-galanya, lalu menyombongkan diri.
Apalagi, alasan gue cukup meyakinkan, gue harus belajar. Lebih banyak belajar! Dan alasan itu punya hasil yang memuaskan, predikat bintang kampus tetap bisa gue pertahankan.
“Cin, boleh kan gue curhat?”

Belum juga gue iyakan permintaannya, dia sudah bertutur panjang. Mulai dari cowoknya yang tiba-tiba minta putus, hingga hubungan mama dan papanya, yang sedang kacau.
“Di rumah nggak ada kedamaian, San! Lo mungkin nggak tahu, gue ngekost di sini, bukan untuk hemat biaya transpor atau karena jauh dari kampung. Gue orang Jakarta asli. Rumah gue di Menteng. Gue ngekost di sini, karena ingin lebih dekat dengan orang lain. Punya banyak teman. Ingin berbagi!”
Emang sih mungkin gue terlalu egois selama ini. Tak pernah mau berpikir tentang orang sekitar gue. Tanpa gue sadari, Santy juga butuh teman dan selama ini gue lebih akrab dengan diri gue sendiri, dengan permasalahan gue sendiri, tanpa pernah berniat untuk membaginya, ataupun meminta orang untuk membagi kesedihannya ke gue.
Gue terjaga kini, menerima kesedihan orang lain, bukan menambah beban tapi justru meringankan karena ternyata menyadarkan gue bahwa semua orang punya masalah.

Gue ingin meraih pundak Santy, untuk berbagi, tapi suara dari luar kamar meneriakkan nama gue. Aku dapat telepon dari Denny.
“Denny siapa, Cin!”
“Denny bintang sinetron itu,” ucap gue santai.
“Dia nelepon gue?” tanyanya heran.
Gue mengangguk, lalu berlari keluar, meninggalkan dia dalam keadaan bingung. Gue memang nggak pernah cerita tentang Denny. Gue masih lebih suka menyimpannya sendiri sebagai semangat untuk gue.
“Ada perlu apa Denny nelepon lo?” tanyanya saat gue pulang dari menerima telepon.
“Dia ngajak gue buat temanin belanja. Adiknya yang cewek, yang baru aja lolos audisi jadi penyanyi beken, juga ikut!”
“Kalian akrab?” Santy semakin bingung.
Akrab? Gue juga bingung mau jawab apa. Haruskah gue jujur tentang Denny? Harusnya begitu, Santy baru saja menceritakan masalahnya untuk gue, kini giliran gue.
“Denny itu sepupu gue….”

Mata Santy terbelalak. Terlebih saat cerita gue berlanjut tentang Mama Denny, tante, adik ibu gue!
”Lo tau nggak San, nyokapnya Danny yang juga Tante gue itu judesnya minta ampun. Saat gue ke rumahnya, gue sambutannya selalu nggak welcome. Gue dan nyokap yang berkunjung ke rumahnya, disangka pengen ngutang apa lagi saat itu tiba waktunya untuk bayar uang kuliah. Dan yang betenya lagi setiap gue ke sana, dipikir minta baju bekas yang mungkin sudah nggak layak pakai buat dia. Padahal, maksud kami bukan itu. Kami hanya merasa sebagai bagian dari keluarga mereka.”
“Tapi kok, Denny dan adiknya menelepon loa untuk menemaninya belanja?”
“Karena mereka mau memperlihatkan bagaimana bebasnya mereka memakai uang.”
Bukan sekali gue diajak untuk menemani mereka belanja. Tidak tanggung-tanggung, mereka beli baju lima pasang saat gue temani belanja. Tidak pernah sekali pun menawarkan sepasang untuk gue, meskipun sebenarnya gue tidak berminat. Sebagai upah menemani jalan, gue terkadang dibekali roti bakar yang dibelinya di kaki lima. Seolah menurutnya, sepupu dengan mereka yang selebritis, sudah anugerah besar untuk gue.
“Trus kenapa lo mau menyimpan foto Denny dalam dompet???”
Bukan untuk gue banggain bahwa dia sepupunya gue. Tapi untuk memberi gue semangat. Setiap melihat fotonya, gue selalu terpacu untuk menjadi yang terbaik. Gue nggak boleh terus-terusan dianggapnya sampah. Gue harus mengangkat diri sendiri! Gue yakin, untuk menjadi orang yang dibanggakan, diidolakan, nggak harus dengan menjadi selebritis.

Santy manggut-manggut. Gue nggak tahu apa yang ada di pikirannya saat meninggalkan kamar gue. Tapi nggak lama kemudian, dia datang lagi.
“Gue cabut dulu, Cin! Gue tiba-tiba kangen pada Nyokap dan Bokap gue. Gue nggak boleh lari dari masalah. Gue harus punya semangat untuk menghadapinya, menyelesaikannya! Gue bangga sama lo, Cin. Gue mengidolakan lo!” ucapnya dalam peluk gue. Menangis!
Gue ikut menangis. Mungkin gue telah menjelek-jelekkan Denny, tapi itulah yang terjadi, itulah yang dia perlakukan untuk gue. Gue simpan menjadi obat pemacu semangat. Tanpa dendam, tanpa benci!

UG
Share:

Thursday, August 27, 2009

tipe manusia itu ada 4

sanguinis yang periang: org yg supel, mudah bergaul n menyesuaikan diri dengan suasana.

koleris yang kuat: org yang bertipe pemimpin, apa2 semua harus ngikutin maunya.

melankolis yang sempurna: org yg perfeksionis, segala sesuatu harus menurut aturan dan standarnya.

pleghmatis yang damai: org yang pendiam, cenderung tertutup n susah bergaul.
Share:

Saturday, August 22, 2009

kemampuan otak manusia dan pemanfaatannya

Diskusi masalah kecerdasan manusia, tentu tidak bisa tanpa menyinggung masalah otak manusia, karena disini awal segala kisruhnya. Kapasitas otak manusia sangat besar, bahkan ada yang menyebut tidak terbatas. Hanya sayangnya orang biasanya hanya menggunakan 1% dari otaknya, sedangkan orang jenius berhasil menggunakan 4-5% otaknya. Lha kok bisa? Dan bagaimana supaya kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus tulisan ini.

Otak manusia tersusun dari neuron-neuron yang jumlah totalnya mencapai 1 trilyun. Walaupun kecil, konon kabarnya satu neuron itu memiliki kecepatan pemrosesan yang setara dengan satu unit komputer. Adam Kho lewat bukunya “I am Gifted, So Are You” mengatakan bahwa otak itu apabila dituliskan dalam bentuk digital akan menjadi tulisan sepanjang 10.5 juta kilometer. Ketika jarak terjauh bumi dan bulan itu sekitar 406.720 km, maka kapasitas otak kita setara dengan 25 kali perjalanan dari bumi ke bulan. Tambahan informasi lagi, dari buku Super Great Memori dikatakan bahwa, jika setiap detik dimasukkan 10 informasi kedalam otak kita sampai 100 tahun, maka otak manusia masih belum terisi separuhnya. Ada beberapa peneliti yang mencoba mengkuantifikasi kapasitas otak, ada yang menyebut 3 terabyte, dan ada juga yang menyebut mencapai 1000 terabyte.

Sedemikian dahsyatnya kapasitas otak kita, tapi sayangnya kita hanya menggunakan kurang dari 1%nya. Dan orang jenius seperti Albert Einstein, konon kabarnya juga hanya menggunakan 5% dari seluruh kapasitas otaknya.

Artinya apa? Manusia memiliki kapasitas otak yang sama, yang implikasinya adalah sebenarnya kita semua memiliki daya tangkap terhadap suatu materi pembelajaran sama. Dan tidak ada manusia bodoh di muka bumi ini!

Lha kok, tapi di kelas ada yang cerdas dan ada yang tidak? Itu karena sistem retrieval (pencarian kembali) manusia berbeda-beda. Orang yang cerdas itu adalah orang yang memiliki sistem retrieval yang baik. Seperti sebelumnya saya sebutkan diatas, kapasitas otak manusia mungkin mencapai 1000 terabyte, bayangkan seandainya laptop kita berkapasitas 1000 terabyte, pasti lambat melakukan pencarian file, apalagi kalau letak fisik filenya tidak tertata dengan baik alias terpecah-pecah di berbagai tempat dalam harddisk kita.

Trus gimana caranya supaya sistem retrievalnya bagus? Ada banyak cara komputasi yang bisa dilakukan, paling tidak untuk mengatasi informasi yang tidak tertata dengan baik, kita menggunakan tool defragmenter. Defragmentasi? ya, lakukan defragmentasi pada otakmu!

Sebagai catatan, kata wikipedia, defragmentasi adalah sebuah proses untuk menangani berkas-berkas yang mengalami fragmentasi internal. Sebuah berkas dikatakan terfragmentasi mana kala berkas tersebut tidak menempati ruangan yang saling berdekatan dalam penyimpanan fisik. Fragmentasi dapat menyebabkan subsistem media penyimpanan melakukan operasi pencarian data yang lebih banyak, sehingga dengan kata lain berkas terfragmentasi dapat memperlambat kerja sistem, khususnya pada saat melakukan operasi yang berkaitan dengan media penyimpanan.

Jadi ketika kita menerima materi pelajaran, sebenarnya kita semua berhasil menangkap semua yang diajarkan oleh guru atau dosen kita. Namun ada yang kita simpan di bumi dan ada yang terlempar di bulan, inilah yang disebut dengan fragmentasi itu.

Trus gimana caranya supaya kita bisa mendefragmentasi otak kita? Caranya adalah dengan mengulang-ulangi pelajaran. Mengulang-ulang pelajaran, itu sama saja dengan menarik materi yang terlempar di bulan tadi supaya mendekat ke bumi, sehingga lebih cepat ketika kita mencari kembali. Dan ini sesuai dengan yang dikatakan Adam Kho, bahwa orang yang cerdas adalah orang yang neuron-neuronnya saling tersambung (neuron-connection). Semakin banyak hubungan antarneuron, maka semakin cerdas kita dalam suatu bidang. Kecerdasan itu bisa kita latih!


Wahai pedjoeangku, ulang-ulangi pelajaran, banyak mencoba, banyak membaca, banyak berlatih, telaah satu persatu hal yang belum kamu pahami, hubungkan neuron-neuronmu, maka kecerdasan akan mengikutimu …


-NaVtA-
hanya informasi untuk kalian para pembaca...
Share:

Friday, May 8, 2009

Ini Tentang 'NaVtA'

Ini gw ceritain karena mungkin sudah saatnya gw memberitahukan teman-teman gw semuanya, selain itu juga karena sudah banyak teman-teman gw yang pengen tahu, apa sih NaVTA itu dan kenapa harus nama itu..??
NaVtA itu muncul didalam benak gw ketika gw sedang belajar, kenapa sedang belajar dan apakah pelajaran yang bisa membuat gw terinspirasi dengan nama itu.
Awalnya ketika gw lagi baca buku pelajaran dikelas, ketika gw duduk dikelas 1 sma, sebenarnya buku pelajaran itu gak begitu gw suka tapi pelajaran itu membuat gw penasaran, soalnya didalamnya terdapat berbagai macam kata-kata sandi buat para ilmuwan melakukan penelitian, misalnya Cr (kromium), V (vanadium), Li (litium), H (hidrogen), U (uranium), As (arsenik) yaitu racun yang sudah membuat pelopor HAM kita meninggal karenanya, dan yang paling buat gw pensaran yaitu U (uranium), kenapa gw penasaran dengan itu karena yang gw tahu uranium adalah salah satu bahan yang ditemukan dan diracik oleh para ilmuwan buat reaktor nuklir, yang sudah kita ketahui yaitu senjaa yang paling berbahaya buat dunia.
Dan apakah kalian tahu itu semua ada dalam pelajran apa..?? Yap, itu ada di pelajaran kimia...hehe, pelajaran itu bertentangan banget dengan jurusan yang sudah gw jalanin selama ini yaitu IPS, yups karena nama itu muncul ketika gw kelas 1 sebelum penjurusan, ya sudah-lah gpP.
ketika gw baca buku kimia itu lembar perlembar, temen-temen gw lagi pada ngebuat nick name gitu dikelas, entah untuk tujuan apa, ada yang buat bergaya, ada yang buat nick name itu untuk dicantumin di game-game komputer, nah,, salah satunya gw yang ikut ngebuat nick name itu buat inisial di dunia game, and ketika temen-temen gw lagi pada mancurahkan ide-ide mereka untuk nick name-nya masing-masing, gw malah asyik baca tuh buku sambil dengerin nama-nama aneh mereka. ketika gw lagi asyik baca tepat di halaman 67 dibuku yang gw baca dan pembahasan dibuku itu mengenai nama jenis-jenis bahan bakar sekaligus kualitasnya, gw udah mulai tertarik banget tuh sama pembahasan itu, gw baca berulang-ulang sampai gw lumayan ngerti, dan hasilnya bahwa bahan bakar yang memiliki titik didih lumayan baik untuk pembakaran salah satunya 'nafta', setelah gw pikir-pikir nama itu bagus juga tuh buat nick name gw, setelah gw sampai di rumah gw baca lagi tuh buku, dan akhirnya gw mencetuskan ide bahwa nama 'nafta' tadi gw ambil buat nu=ick name gw, tapi dengan perubahan di huruf tengahnya yaitu 'F' menjadi 'V', kenapa gw ganti, supaya membuat kesan beda aja dengan yang sudah ada dibuku itu. and then, jadilah 'NaVtA' dengan filosofi yang gw buat sendiri yaitu "NaVtA adalah unsur bahan bakar yang terbaik dan lumayan tinggi tingkatannya, dan gw harap nick name gw itu bisa menjadi salah satu motivasi buat diri gw agar menjadi yang terbaik dan menjadi yang tinggi".

Selanjutnya setelah gw membuat nick name itu, gw berobsesi buat menyebarluaskan nick name yang sudah gw buat itu, melalui media-media yang sudah ada, seperti FS, FB, dan bahkan blog gw ini. Dan obsesi paling gokil buat gw dr nick nama itu adalah gw pengen membuat suatu komunitas atau suatu perusahaan atau tempat bisnis, yang nantinya gw namain dengan nama yang terpampang dengan dahsyatnya "NaVtA" hehe, lumayan narsis juga sih, tapi menurut gw itu merupakan hal yang positif, yang nantinya gw ingin wujudkan. semoga aja tercapai.. AMIN..

tapi nick name gw yang sejauh ini gw tahu sudah lumayan banyak yang tahu koq, yang gw publikasiin lewat friendster, facebook, yahoo messenger, dan terakhir blog gw.
Dan kedepannya gw pengen 'NaVtA' semakin banyak yang tahu dulu.


NaVtA, it's not the end....
Share:

Wednesday, April 8, 2009

Dimulai dari sini..!!!

Renungkanlah
Walaupun kita sering berguru pada Muhammad SAW tentang ketulusan jiwa, menyimak wejangan kelembutan dari Isa Almasih, berdiskusi tentang bagaimana menjadi orang bijak pada Sidharta Budha Gautama, atau sesekali asyik masyuk merasakan mahabbah dengan Rummi, menghayati kepedihan dan menerbangakan angan-angan dibawah bimbingan Kahlil Gibran, dan banyak tokoh lain, tapi mengapa keakraban kita dengan meraka tidak pernah berbuah pada tingkah laku berbangsa atau bernegara? mengapa justru perilaku kita sangat dekat dengan machiavelli, mussolini, hitler, dasarmuka, mak lampir dan tokoh-tokoh bengis lain?
atau mungkin keindahan dunia dan kebaikan manusia hanya ada di syair para penyair, di angan-angan kaum pecinta, goresan kuas para pelukis, di suara merdu bak buluh perindu para penyanyi, di kepusingan kaum filosof, dalam rumus-rumus memabukan kaum cerdi-pandai? sebab cinta, keindahan dunia, kebaikan manusia tak pernah hadir dalam diri kita. senantiasa kita melihat amuk dendam, api peperangan, ambisi,  tirani, mantra-mantra membius dan memabukkan para politisi dan jendral peperangan, yang semua itu tidak indah, tidak baik dan tidak sesuai dengan hakekat cinta.
Bisa jadi kita terlalu repot mendefinisikan cinta, sibuk menghabiskan berlembar-lembar kertas, berliter-liter tinta untuk merangkai keinginan atau dambaan mengenai kehidupan nan indah, yang kemudian kita simpulkan sendiri sebagai hakekat cinta dan keindahan, keluhuran dan kebaikan?
Manusia yang sejak semula sudah akrab dengan kekerasan, setan menipu adam, pembunuhan antar dua putra adam, dan berbagai kekerasan lain yang selalu menyertai perjalanan kehidupan manusia, membuat manusia berkhayal membayangkan keindahan, membayangkan kehidupan tanpa kekerasan, membayangkan kekuatan cinta yang dapat membuat manusia berhati suci seperti malaikat.
Jika agama telah menjadi dogma-dogma, maka doa-doa akan kehilangan makna. Jika cinta sudah menjadi rumus-rumus logika, maka kasih sayang akan terpenjara. Jika agamawan selalu menganggap orang lain kotor, maka kesucian hanyalah bahan gurauan. Jika kaum lelaki menganggap kaum wanita adalah tubuh tanpa rasa, maka akal sehat sudah terbekukan, dan jika kaum wanita menganggap lelaki adalah mesin, maka kelembutan sudah tidak berarti. Jika penguasa menganggap rakyat adalah massa, maka hukum akan slalu di ludahi. Jika kaum politisi menilai manusia hanyalah deretan kepala, maka kebenaran hanyalah fatamorgana. Dan jika cinta sudah di anggap barang dagangan, maka dunia sudah berada di ujung kehancuran..!!!

Share:

Translate

news detik finance

Blogger templates