Seminar perdana yang diadakan di kampus L Cengkareng Universitas Gunadarama dalam rangkaian acara peresmian kampus L2 Cengkareng. Dalam rangkain acara seminar dengan mengambil tagline media sosial yang sekarang lagi "booming" seperti halnya facebook yang sampai saat ini Indonesia belum tergeser dari lima besar penggunanya dan tidak kalah dengan "kicauan" twitter yang menempatkan Jakarta sebagai jawara pengguna terbanyak diantara kota-kota sedunia.
Apakah kondisi tersebut menjadikan Indonesia atau setidaknya dunia pendidikan yang didalamnya terdiri atas dosen dan mahasiswa bisa mengambil dampak positif dari media sosial? atau malah sebaliknya? Pertanyaan tersebut dikumpas dalam rangkaian acara seminar dengan tema: "Dampak Media Sosial pada Dunia Pendidikan".
Secara garis besar diawal seminar dimulai dengan pengenalan perkembangan media-media informasi hingga sampai sekarang ini dengan jejaring sosial facebook da twitter yang menempati urutan paling terkini, sesuai dengan alur media sosial dibawah ini:
Sumber gambar: http://bachelorresearch.files.wordpress.com/2011/03/social-media-timeline1.jpg |
Ada dua dampak yang dapat ditimbulkan dari media sosial yaitu positif dan negatif yang dipaparkan dalam seminar mulai yang bersikap optimis, pesimis, atau netral-netral saja. Khusus dalam pembahasan menganai dunia pendidikan, media sosial punya potensi positif yang dapat diambil dan digunakan, media sosial mempunyai potensi untuk memperkaya informasi mengenai materi secara cepat tanpa batas ruang dan kelas. Interaksi yang dapat dilakukan dosen dan mahasiswa pun tidak dibatasi ruang dan waktu, dalam interaksi bisa belajar kapan dan dimana saja. Bisa melakukan tanya jawab tanpa harus bertatap muka dikelas.
Dampak yang ditimbulkan dari media sosial bisa saja berbanding terbalik dari dampak posiitif yang sudah dipaparkan sebelumnya, tidak mudah menaklukan media sosia demi mendapatkan manfaat. Tidak semua orang bisa mengerti terhadap interpretasi dari sebuah konten media sosial sehingga hal inilah yang menyebabkan persepsi orang dengan orang lainnya memiliki perbedaan yang menghasilkan suatu arti yang berbeda disetiap para pembacanya.
Dalam media.kompasnia.com disebutkan bahwa masyarakat informasi (information society) belum sepenuhnya terbentuk di Indonesia. Jumlah penduduk kadang menjadi "kambing hitam: atas kondisi tersebut. Setidaknya Indonesia masih tertinggal atau baru sampai tahap kedua dari empat tahap Enhanced dibandingkan negara lain yang sudah masuk ke tahap teratas: connected menurut World Economic Forum. Pengguna teknologi yang tidak produktif adalah mayoritas di Indonesia. Tuduhan lainnya, masyarkat pengunduh (downloader) lebih banyak ketimbang pengunggah (uploader).
Pada akhirnya keputusan terhadap baik buruk positif negatif suatu media sosial yang berdampak khususnya di dunia pendidikan itu merupakan dari setiap individu masing-masing pengguna dan bahkan institusi pendidikan sebagai penyelenggara pendidik, apakah media sosial akan dimanfaatkan secara penuh untuk pengembangan ilmu dan materi atau tidak.(who knows)
Akhir seminar pun ditutup dengan pembagian sertifikat sebagai bukti keikutsertaan dalam acara:
Sertifikat |
0 komentar:
Post a Comment