Berhubung saya udah tingkat terakhir di perkuliahan, mungkin ini bisa di share sebagai bahan pertimbangan dan gambaran ke semua teman-teman tingkat akhir, khususnya untuk pribadi sendiri, dalam memilih atau menentukan seperti apa profesi dan karir yang paling diminati setelah keluar dari bangku pekuliahan kelak. Mungkin tidak banyak dari lingkungan sekitar kita bahwa dari lulusan salah satu fakultas ya pasti bekerja sesuai dengan lulusan tersebut, banyak yang meyimpang atau tidak sesuai dengan apa yang sudah dipelajari di bangku perkuliahan mungkin salah satunya disebabkan karena kesenangan pada masing-masing karir atau profesi.
Terlebih lagi jika meminati profesi tapi tidak populer itu, seringkali terbentur restu orangtua, cibiran keluarga, dan respon negatif dari sekitar tak jarang menggoyahkan keteguhan, melunturkan idealisme dan menjadikan tidak percaya diri.
Dahulu, cita-cita sebagai Chef , penulis, historian, pendongeng, pesulap, dianggap hanya cocok ditekuni sebagai hobi, bukan profesi. Tapi lihatlah sekarang, dengan maraknya kompetisi masak di televisi, seperti master chef profesi ini menjadi banyak incaran orang. Begitupun profesi sebagai penulis yang bukan lagi menjadi sambilan atau sekedar hobi, banyak bermunculan nama-nama penulis hebat, seperti JK Rowling, Andrea Hirata, Dewi Lestari, yang novelnya banyak mendatangkan pundi-pundi uang yang menggiurkan.
JK Rowling |
Kisah sukses mereka ini tidak hanya terjadi dengan satu malam, saya akan mengangkat kisah sukses salah satunya adalah JK Rowling, harus menjalani profesi "umum" sebagai sekretaris setelah lulus dari Exeter University untuk memenuhi harapan orang tuanya. Namun JK Rowling, yang menyimpan ambisi besar untuk menjadi seorang penulis, selalu gelisah dengan pekerjaannya saat itu.
Bagi dia pekerjaan kantoran sangat membosankan, hati dan pikirannya seperti terbagi pada hal lain, yaitu ambisinya yang selalu ingin menulis. Ia selalu mencuri waktu untuk bisa menulis pada saat jam kerjanya di kantor. Pikirannya selalu dipenuhi oleh tema, alur cerita, serta nama-nama tokoh rekaannya.
Akibatnya ia berkali-kali dikeluarkan dari perusahaan tempatnya bekerja karena kinerjanya sebagai sekretaris buruk. Namun baginya pemecatan berkali-kali dianggapnya sebagai suatu hal yang biasa, bahkan baginya itu merupakan jalan menuju kebebasan. Jika JK Rowling tidak mengambil keputusan berani untuk keluar dari pekerjaannya dan menghidupi panggilan menjadi dirinya sendiri, maka kisah Harry Poter berikut segala kesukseannya, tidak akan pernah hadir di dunia.
Pilihan dia untuk berhenti bekerja bukannya tanpa resiko, ia harus menghadapi kesulitan finansial, menghadapi perceraian dan harus membesarkan putrinya yang masih bayi seorang diri. Ia menuliskan novel pertamanya di atas kertas tisu murah dengan tulisan tangan, karena waktu itu dia terlalu miskin untuk membeli mesin ketik atau komputer bekas sekalipun. Ia pun menggantungkan pemenuhan biaya hidupnya dan bayinya pada tunjangan sosial pemerintah.
Terdapatnya kendala-kendala tersebut mungkin akan kalian hadapi saat berkarir di bidang yang tidak populer namun menjadi panggilan jiwa. Karena itu, dibutuhkan mental yang kuat untuk mengatasi hambatan dalam diri dan kesulitan yang akan dihadapi.
Dan cara yang efektif dalam menghadapi hal-hal negatif dari luar adalah dengan menunjukan prestasi yang mumpuni, dan menunjukan hasil kerja yang dilihat sebuah produktivitas yang unggul. Dan tidak mungkin orang-orang yang dulu meremehkan justru akan berbalik mendukung. Dan tunjukan dengan mencintai pekerjaan menunjukan dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan serta totalitas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan menjadi ahli-lah dalam bidang yang kalian minati dan ingat selalu berinovasi.
0 komentar:
Post a Comment